Adat Indonesia

Blog tentang adat istiadat di Indonesia

Kamis, 09 April 2015

Mengenal Tarian Pakarena dari Sulawesi Selatan


Tari merupakan bentuk keindahan yang terselip dalam gerak tubuh, tatap mata dan emosi sang penari. Mungkin alasan inilah yang dijadikan oleh orang tua banyak memberi “Tari” atau “Utari” sebagai nama putri mereka. Estetika keindahan tari sudah tidak diragukan lagi dapat memabukkan dan membuat takjud penikmatnya. Menurut catatan sejarah seni tari di Indonesia lahir bersamaan sebagai media pemujaan dan persembahan untuk dewa-dewa namun seiring perkembangan fungsi utama tari tidak hanya sebagai media pemujaan saja tapi juga menjadi hiburan.

Tari Pakarena berasal dari Kabupaten Gowa, Makassar, Sulawesi Selatan. Dalam bahasa Gowa ‘pakarena’ berasal dari kata ‘karena’ yang memiliki arti ‘main’ sedangkan imbuhan ’pa’ berarti ’pelakunya’. Tari pakarena sering ditarikan keluarga kerabat Kerajaan Gowa sebagai bentuk kecintaan Sultan Hasanuddin (Raja Gowa Ke XVI) pada tarian ini.

Bentuk formasi Tarian Pakarena (https://nationalgeographic.co.id)

Tidak ada yang tahu pasti mengenai asal muasal tarian ini namun cerita yang berkembang di masyarakat Gowa bahwa tari pakarena berawal dari sebuah mitos yang menceritakan dua penghuni negeri yang berbeda yaitu boting langi (negeri kahyangan) dan penghuni lino (bumi). Diceritakan pada saat menunggu detik-detik perpisahan kedua negeri ini, boting langi mengajarkan penghuni lino mengenai tata cara hidup mulai dari cara bercocok tanam, beternak hingga cara berburu lewat gerakan-gerakan tangan, badan dan kaki. Akhirnya sebagai ungkapan syukur penhuni lino kepada penghuni boting langi, penghuni lino meramu setiap gerakan tersebut menjadi sebuah tarian yang dikenal dengan tari pakarena.

Tari pakarena memiliki estetika gerakan indah yang tersirat dalam setiap gerak tangan dan kaki si penari. Dalam pementasannya, tarian ini selalu diiringi dua buah gendang, kannong-kannong, gong, kancing dan sepasang puik-puik (suling) yang dimainkan pemain musik pria yang biasanya berjumlah tujuh orang. Untuk memukul gendang pemain musik menggunakan stik atau bambawa yang terbuat dari tanduk kerbau dan juga menggunakan tangan. Suara hentakan yang dihasilkan gendang menyiratkan watak pria Sulawesi Selatan yang keras. Dalam beberapa versi lain, tarian ini juga diiringi oleh lantunan lagu.

Tarian Pakarena berjumlah tujuh penari (https://id.wikipedia.org)

Penari pakarena haruslah wanita yang berjumlah empat sampai tujuh orang. Mengapa wanita? Karena tarian ini pada dasarnya mencerminkan karakter wanita Gowa yang lembut, sopan, setia, dan patuh. Mereka membalut keindahan gerakan tari Pakarena tersebut dalam kostum cerah berwarna merah, putih, hijau dan kuning. Kostum lengkapnya tediri dari baju pahang (tenunan tangan), lipa ’sa’ be (sarung sutra khas Sulawesi Selatan), dan perhiasan-perhiasan berupa kalung, gelang dan hiasan sanggul, dan tidak boleh ketinggalan kipas berukuran besar.

Tarian pakarena terbagi 12 bagian dan akan berlangsung hingga satu jam. Setiap gerakannya menyiratkan makna tertentu. Gerakan awal dimulai dengan posisi sedikit duduk kemudian berputar searah jarum jam, gerakan ini mengambarkan siklus hidup manusia. Kemudian diikuti gerakan naik turun ke bawah dan ke atas mencerminkan roda kehidupan manusia yang terkadang berada di bawah (suram) dan terkadang berada di atas (bahagia). Mungkin ketika Anda menyaksikan tarian ini atau tarian lainnya, setiap gerakan hanyalah gerakan semata sebagai penanda tarian namun sekarang Anda patut tahu bahwa di balik setiap gerakan tersirat makna, kisah, dan pesan untuk disampaikan.

Bentuk formasi Tarian Pakarena (https://www.indonesiakaya.com)

Bagi masyarakat Goa dan Makassar, tarian ini sudah menjadi bagian dari hidup dan cerminan ideologi. Tarian ini juga merupakan media penghubung antara mereka dengan Tuhan. Keindahan tarian pakarena patut dilestarikan dan dinikmati bukan karena nilai jualnya tapi karena nilai maknanya juga.

Ketika Anda berkunjug ke Kabupaten Goa, Makassar, pastikan untuk menyaksikan kesakralan dan keindahan tarian ini. Anda tidak perlu khawatir mencari tempat pementasan tarian ini karena banyak sanggar tari di Makassar yang mementaskannya.

Sumber: Indonesia Travel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar