Adat Indonesia

Blog tentang adat istiadat di Indonesia

Selasa, 12 Januari 2016

Desa Wisata Senamat Ulu Bungo Jambi


Desa Wisata Senamat Ulu terletak di Dusun Senamat Ulu, Kecamatan Bathin III Ulu, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi, menggunakan Enerji Terbarukan. Desa Wisata ini berada dalam kawasan hutan lindung Bukit Panjang-Rantau Bayur yang berjarak sekitar 20 Km dari pasar terdekat, Muaro Bungo. Dari Kota Jambi harus ditempuh dengan perjalanan 7 jam.

Sawah di Senamat Ulu (https://alamsumatera.org)

Jika sedang berada di desa ini mata akan disajikan dengan pemandangan perbukitan, sawah dan hutan yang masih terjaga. Tak aneh jika warga di sini "kenyang" dengan udara segar yang menyehatkan.

Air sungai yang bersih di Senamat Ulu (https://alamsumatera.org)

Hanya 260 Kepala Keluarga yang tinggal di desa ini. Perkampungan hanya terlihat di beberapa bagian saja. Sebagian lagi tinggal di daerah yang berdekatan dengan sawah dan kebun. Umumnya, warga bermata pencarian bertani dan berladang. Ada juga yang berdagang dengan membuka warung kebutuhan sehari-hari.

Potensi Wisata Alam

Gelagah Buto (https://samdhanainstitute.wordpress.com)

Ada beberapa objek wisata yang terletak di Desa Senamat Ulu, diantaranya adalah Batu Patah Sembilan, Gelagah Buto, Pincuran Gading, air terjun, Gua Kambing Hutan, dan beberapa tempat lainnya, dikelola oleh pemuda Desa Senamat Ulu.

Batu Patah Sembilan (https://promojambi.com)

PLTMH

Kincir Air (https://samdhanainstitute.wordpress.com)

Warga Senamat dapat menggunakan listrik dengan mengandalkan Pembangkit Listrik Tenaga Kincir Air (PLTKA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), sehingga masih ada saja rumah warga desa yang belum teraliri listrik.

Awal 2008 menjadi catatan sejarah bagi warga Senamat. Karena, dengan kreatifitas dan bantuan aktivis lingkungan, warga Senamat memiliki PLTKA. Namun, PLTKA juga mulai ditinggalkan warga Senamat Ulu, berpindah ke Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hydro (PLTMH) baru setahun lebih mereka nikmati. PLTMH mengandalkan aliran Batang Senamat. Hebatnya, PLMTH bisa menghasilkan 220 watt untuk satu rumah. Sedangkan sebelumnya menggunakan PLTKA, warga hanya bisa memakai listrik tidak sampai 150 watt setiap rumahnya.

Listrik menggunakan PLTKA hanya bisa mereka nikmati pukul 6 sore sampai 6 pagi. Semenjak menggunakan PLTMH, pada hari Jumat dan Minggu, listrik bisa hidup 24 jam. "Apalagi televisi pada waktu itu jadi hal yang sangat langka. Kalau mau nonton, kami harus beramai-ramai numpang di salah satu rumah. Bahkan, sempat harus bayar Rp100 kepada pemilik televisi," kata Tabri.

Meski demikian, hal ini patut disyukuri. Sebab, jika dia mengingat pada tahun 1990, desa ini gelap gulita. Hanya satu atau dua rumah saja yang memiliki listrik diesel.

Dengan menggunakan PLTMH, biaya membayar listrik juga sangat murah, hanya Rp50 ribu per bulan. Sebelumnya, menggunakan diesel untuk kebutuhan listrik, biaya yang dikeluarkan sangat besar. bisa sampai Rp500 ribu per bulan.

Ancaman Kekeringan Sumber

Untuk itu, dirinya juga menyadari pentingnya untuk menjaga agar aliran air Batang Senamat tetap ada, tidak kering atau banjir. Ancaman kekeringan atau banjir katanya sangat besar terjadi. "Di hulu Batang Senamat, kondisi hutannya memprihatinkan. Karena, ada beberapa perusahaan yang membuka HTI untuk menanam sawit," ujarnya.

Saat ini, warga Desa Senamat Ulu juga memiliki hutan desa sebagai batas agar perusahaan tidak terlalu jauh invasi menghabisi hutan yang ada di sekitar desa mereka. "Kami juga berharap kepada pemerintah tidak terus memberi izin kepada perusahaan untuk membuka lahan di hulu Batang Senamat ini," katanya.

Batuan Pemerintah Provinsi

Pembangunan PLTMH mereka dibantu Pemerintah Provinsi Jambi. Untuk pengelolaan PLTMH dikatakannya dikelola empat orang, yaitu ketua, sekretaris, bendahara, dan penjaga PLTMH. Setiap hari penjaga PLTMH selalu mengecek kondisi aliran air menuju turbin PLTMH. Jika ada sampah dibersihkan, karena bisa menganggu aliran air untuk menggerakan turbin PLTMH.

Pengelola PLTMH dibayar melalui iuran warga yang mendapatkan aliran listrik PLTMH. Dengan rincian, seluruh pembayaran warga dibagi tiga. Pertama untuk biaya perawatan, kedua untuk pengelola dan terakhir untuk kas.

Biogas


Untuk kebutuhan memasak di rumah, menggunakan Biogas, membuat energi biogas ini hanya butuh uang Rp1 juta saja. Dengan modal sebesar itu bisa digunakan untuk membuat dua bak rendaman jerami dan tempat adukan kotoran. Setelah itu, terpal untuk penampung kotoran dan pipa gas sepanjang 12 meter.


"Sehari, saya hanya butuh duapuluh kilogram kotoran sapi. Kotoran sapi selain dari ternak sapi saya sendiri, saya juga mengumpulkan dari lapangan tempat sapi berkumpul," jelas M Rozi.

Selain menghasilkan biogas, ampas kotoran sapi yang digunakan untuk biogas juga bisa digunakan untuk pupuk. "Banyak sekali manfaat yang didapatkan dari menggunakan biogas ini," ujarnya.

Informasi lebih lanjut hubungi

Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bungo 
Jl. Jenderal Sudirman, Km. 6, Bangko, Jambi
Telp.: (62) 745 91565

Atau

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jambi 
Jl. K.H. Agus Salim Kota Baru Jambi.
Telp.: (62) 741 445054, 445056
Fax.: (62) 741 61545, 445054

Sumber: Viva

Tidak ada komentar:

Posting Komentar