Adat Indonesia

Blog tentang adat istiadat di Indonesia

Rabu, 02 Desember 2015

Taman Nasional Berbak Jambi Sumatera


Taman Nasional Berbak terletak di 2 (dua) Wilayah Kabupaten yakni: Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, dipesisir timur Provinsi Jambi disekitar bagian kanan Sungai Batanghari yang dapat diakses melalui jalan darat maupun melalui Sungai Batanghari.

Taman Nasional Berbak merupakan kawasan pelestarian alam untuk konservasi hutan rawa terluas di Asia Tenggara yang belum terjamah oleh eksploitasi manusia. Keunikannya berupa gabungan yang menarik antara hutan rawa gambut dan hutan rawa air tawar yang terbentang luas di pesisir Timur Sumatera.

Kawasan ini diakui sebagai kawasan hutan rawa gambut yang ekstensif dikawasan Asia Pasifik (Mijn dan Rahman 1992), meskipun terjadi pembukaan lahan diperbatasan bagian utaranya (disepanjang Sungai Batanghari).

Pintu masuk Taman Nasional Berbak (https://muherda.blogspot.co.id)

Taman Nasional Berbak tidak saja dilindungi secara Nasional, tetapi juga secara Internasional yaitu dengan ditetapkan sebagai Lahan Basah Internasional dalam Konvensi RAMSAR pada tahun 1992.

Pintu masuk bagian Barat taman nasional ini ditempuh dengan menyelusuri sungai Air Hitam Dalam. Dinamakan Air Hitam Dalam karena warna airnya hitam seperti kopi. Pada waktu air laut surut, kotoran satwa, serasah daun dan lain-lain dari dalam hutan bakau dibawa air sungai tersebut menuju Sungai Batanghari dan terus ke laut.

Taman Nasional Berbak (https://archive.kaskus.co.id)

Topologi

Taman Nasional Berbak yang terletak di pesisir pantai timur Jambi ini mempunyai kondisi topografi yang relatif datar dengan ketinggian hanya mencapai 12,5 meter diatas permukaan laut dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut.

Ekosistem

Taman Nasional Berbak (https://archive.kaskus.co.id)

Taman Nasional Berbak merupakan satu dari dua kawasan Ramsar Site di Indonesia meliputi tipe ekosistem hutan rawa gambut yang tidak terganggu seluas 110.000 ha, hutan rawa air tawar seluas 60.000 ha dan dan sisanya merupakan hutan dataran rendah yang umumnya berada disekitar tepi sungai (Scoot 1989), dengan kedalaman gambut mencapai 10 Meter. Terdapat pengurangan kawasan seluas 1500 ha yang merupakan kawasan hutan mangrove ketika berubah status dari Suaka Marga satwa ke Taman Nasional (Colijn 1999). Kurang lebih 90 % kawasan ini merupakan daerah konservasi, sedangkan 10 % merupakan lahan pertanian (Sibeua 1998) dan (IBSAP 2003-2020).

Flora

Taman Nasional Berbak sebagai kawasan dengan ekosistem lahan basah rawa-rawa mempunyai ciri-ciri khusus yang ditandai dengan jenis-jenis vegetasi yang tahan dengan genangan air.

Perakaran dengan banir (akar papan) yang tinggi dan kokoh serta akar-akar nafas menjadi pemandangan tersendiri. Di kanan kiri sepanjang sungai akan banyak kita jumpai jenis vegetasi Rasau, Bakung dan Rumput-rumputan. Selain itu daerah yang dipengaruhi oleh air asin tegakkan awalnya selau dimuklai dengan pohon Nipah (Nypha).

Taman Nasional ini mempunyai 10 jenis pandan dari keluarga Pandanaceae. Bahkan lebih dari 27 jenis palem dari keluarga Aracaceae berada di kawasan ini, menjadikannya sebagai kawasan dengan jenis palem yang dikenal terbanyak di indonesia.

Beragam Palem (https://www.polairjambi.or.id)

Jenis palem yang termasuk kedalam tanaman hias langka adalah jenis palem berdaun payung (Johannesteijsmannia altifron) serta tumbuhan endemik Berbak yaitu Lepidonia kingii lorantaceae yang berbunga besar berwarna merah/ungu.

Jenis pepohonan besar diantaranya Ramin (Gonystilus bancanus), Jelutung (Dyera costulate), Durian (Durio carinatus), Pulai serta dari keluargaDipterocarpaceae.

Jenis-jenis anggrek hutan masih banyak yang belum terungkapkan diantaranya adalah anggrek harimau yang berbunga sepuluh tahun sekali. Jenis tumbuhan di taman nasional antara lain meranti (Shorea sp.), dan berbagai jenis palem. Taman Nasional Berbak terkenal memiliki paling banyak jenis palem tanaman hias di Indonesia. Jenis palem tanaman hias yang tergolong langka antara lain jenis daun payung (Johanesteijmannia altifrons) serta jenis yang baru ditemukan yaitu Lepidonia kingii (Lorantaceae) yang berbunga besar dengan warna merah/ungu.

Fauna

Harimau Sumatera (Panther Tigris Sumatrensis) - https://www.wapblog.in

Dengan menyusuri sungai-sungai utama maupun anak sungai dalam kawasan ini akan dapat kita temukan berbagai hidupan liar. Burung-burung seperti Bebek hutan (Cairina scutulata), semua jenis raja udang (Alcedenidae) serta 9 jenis Rangkong yang hidup di Sumatera.

Kawasan ini juga menyimpan Bangau Tontong (Leptotilus javanicus). Pantai Cemara merupakan daerah persinggahan burung-burung migran diantaranya Trulek, Trinil, dan lain-lain. Taman Nasional ini diperkirakan menyimpan lebih dari 300 jenis burung.

Beberapa jenis primata seperti Beruk (Macaca nemestrina), Kera ekor Panjang (Macaca Fasticularis), Surih (Presbitis cristata) dan Siamang (Symphalangus syndactylus).

Buaya Muara (Crocodilus porosus) - https://wikimapia.org

Kehidupan liar di air diantaranya dari jenis reptilia yaitu Buaya Muara (Crocodilus porosus). Buaya Air Tawar atau Sinyulong (Tomistoma schegelii), Kura-kura Gading (Orlita borneisnsis), Labi-labi serta Tutong (Batagur baska).

Dari jenis ikan terdapat Arwana dan Belida. Beberapa jenis mamalia yang terdapat di kawasan ini diantaranya Tapir (Tapirus indicus), Harimau Sumatera (Panther tigris sumatrensis), Beruang Madu (Helartos malayanus).

Ratusan bahkan ribuan burung migran dapat dilihat di taman nasional ini, yang dapat menimbulkan kekaguman apabila burung-burung tersebut terbang secara berkelompok.

Kura-kura Gading (Orlita borneisnsis) - https://archive.kaskus.co.id

Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi

• Air Hitam Dalam. Menyelusuri sungai dan melihat menyaksikan kehidupan tumbuhan/satwa. Air Hitam Dalam merupakan habitat harimau Sumatera.

• Simpangkubu. Penelitian atau menjelajahi hutan, pengamatan satwa dan tumbuhan.

• Air Hitam Laut. Penelitian atau menjelajahi hutan, pengamatan satwa dan tumbuhan.

• Atraksi budaya di luar taman nasional: Parade Budaya pada bulan April di Sungai Batanghari-Muara Bulian, Jambi.

Musim kunjungan terbaik

Dari bulan Maret s/d November setiap tahunnya.

Cara pencapaian lokasi

Dari Jambi menyelusuri sungai Batanghari dengan menggunakan speed boat berbelok ke kanan menyelusuri sungai Air Hitam Dalam selama 2,5 – 3 jam, atau langsung ke Nipah Panjang selama 4-5 jam. Dari Nipah Panjang dilanjutkan ke Desa Air Hitam Laut selama 5-8 jam melalui Laut Cina Selatan (perjalanan ke Air Hitam Laut harus melihat cuaca ombak Laut Cina Selatan yang terkenal ganas).

Informasi lebih lanjut hubungi


Balai Taman Nasional Berbak Jambi 
Jl. Yos Sudarso KM. 4, PO. BOX 122, Sejinjang, Kota Jambi
Telp.: (62) 741 31257

Tidak ada komentar:

Posting Komentar