Adat Indonesia

Blog tentang adat istiadat di Indonesia

Senin, 07 Desember 2015

Sejarah Permainan Gulat Tradisional Benjang


Permainan gulat tradisional bernama Benjang, yang sudah ada sejak abad ke 18 atau sekitar 300 tahun yang lalu. Menurut Andang Segara Ketua Harian Benjang Jawa Barat, bahwa olahraga Benjang ini tercipta akibat keterbatasan masyarakat Bandung, yang tidak diperbolehkan melakukan aktivitas adu kekuatan fisik pada jaman penjajahan Belanda.

Adanya kebijakan tersebut memaksa sejumlah pemuda, untuk bermain dogongan atau saling dorong badan, bergelut dan saling membanting satu sama lainnya hingga terjatuh.

Nama Benjang sendiri diambil dari dua singkatan kata yaitu Silibeunyi dan Genjang. Silibeunyi berarti saling tarik menarik, sedangkan Genjang mencoba menjatuhkan lawan. Dari dua kata itulah maka tercipta nama Benjang, yang berarti kegiatan tarik menarik badan untuk menjatuhkan lawannya.

Alat Berjuang

Di era kemerdekaan benjang jadi alat perjuangan. Benjang jadi sarana terselubung latihan fisik para pejuang. Ujung Berung adalah basis para pahlawan di kota. Tak heran Ujung Berung sebagai kota kelahiran benjang menjadi pusat para pejuang. Saat ini benjang menjadi seni atraksi yang menarik.

Perkembangan Jaman


Seiring dengan perkembangan jaman, maka olahraga gulat tradisional Benjang dipengaruhi sebagian nilai-nilai modernisasi. Salah satunya, teknik bergulat yang berkolaborasi dengan gulat free style. Jika dahulu sistem penilaian Benjang hanyalah ditentukan dengan jatuhnya lawan akibat bantingan dalam posisi terlentang, maka sekarang sudah berubah berdasarkan peraturan gulat nasional. Jika berhasil membanting lawan dalam keadaan terjatuh, maka mendapatkan nilai tiga. Apabila sebelum membanting sempat mengangkat tubuh lawannya, maka memperoleh nilai lima.

Walaupun terjadi perkembangan modernisasi, namun nilai-nilai tradisional gulat tradisional Benjang asal Bandung ini masih terus dilestarikan. Misalkan saat perayaan panen padi, maka gulat Benjang diadakan di atas lumpur. Atau jika ada syukuran salah satu warga, maka diadakan pagelaran Benjang secara tradisional, diiringi alunan musik khas Jawa Barat dengan menggunakan perangkat gendang, kecrekkan, suling, dan lain sebagainya. Bagi masyarakat Kota Bandung, Benjang adalah warisan nenek moyang yg sampai saat ini terus dilestarikan, dan menjadi kebanggaan mulai tingkat nasional hingga Internasional.

Sumber: Fornasindonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar