Masjid Ganting terletak di Jalan Ganting No 3, Kelurahan Ganting, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat. Masjid Ganting, didirikan sekitar tahun 1700 an. Bertepatan dengan dibangunnya pelabuhan Ema Haven, atau pelabuhan kini yang dikenal dengan pelabuhan Teluk Bayur, serta menjadi cagar budaya.
Masjid yang pembangunannya melibatkan beragam bangsa ini menjadi pusat pergerakan reformasi Islam di daerah tersebut pada abad ke-19, dan presiden pertama Indonesia, Soekarno, pernah mengungsi ke masjid ini pada masa perjuangan kemerdekaan. Masjid ini termasuk bangunan yang tetap utuh setelah gelombang tsunami menerjang kota Padang dan sekitarnya akibat gempa bumi tahun 1833, walaupun mengalami kerusakan cukup berarti akibat gempa tahun 2005 dan 2009.
Saat ini, selain digunakan sebagai aktivitas ibadah umat Islam, masjid satu lantai ini juga digunakan sebagai sarana pendidikan agama dan pesantren kilat bagi pelajar serta menjadi salah satu daya tarik wisata di kota Padang.
Arsitektur
Masjid Ganting (https://id.wikipedia.org)
Masjid ini berdiri di atas tanah seluas 102 × 95,6 meter persegi dengan bangunan berbentuk persegi panjang berukuran 42 × 39 meter persegi. Luas bangunan yang kurang dari seperlima luas lahan menyisakan halaman yang luas yang dapat menampung banyaknya jamaah pada saat pelaksanaan salat Ied pada hari Idul Fitri dan Idul Adha.
Bangunan Masjid Ganting memiliki arsitektur campuran antara arsitektur Eropa, Timur Tengah, Cina dan Minangkabau, arsitektur asli Indonesia. Arsitektur Indonesia ditunjukkan dengan bentuk atap tumpang bersusun lima yang merupakan salah satu ciri khas atap masjid-masjid kuno di Indonesia.
Adapun arsitektur Eropa ditunjukkan dengan dinding-dinding luar yang didominasi oleh bentuk pintu-pintu terbuka dengan bagian atas lengkung meruncing.
Diskripsi Bangunan
Atap
Atap masjid Ganting (https://id.wikipedia.org)
Masjid ini juga memiliki tatanan atap berupa atap susun berundak-undak sebanyak lima tingkat dengan puncak berkubah berhiaskan mustaka. Unsur etnis Cina terlihat dari bangunan kubah yang dibuat persegi delapan mirip atap vihara.
Serambi
Bangunan masjid ini memiliki dua serambi utama, yaitu serambi samping dan serambi muka. Kedua serambi samping masing-masing berukuran 30 × 4,5 meter persegi dan memiliki dua pintu masuk, yang salah satu pintunya menuju ke tempat wudu yang terdapat di sisi utara dan selatan.
Pada bagian barat terdapat sekatan yang membentuk kamar atau ribath (tempat tinggal pengurus masjid) berukuran 4,5 × 3 m². Ribath tersebut memiliki pintu dari arah timur berukuran 225 cm × 90 cm dan jendela berukuran 90 cm × 90 cm.
Tiang ganda berbentuk silinder yang berjejer tujuh di serambi muka (https://id.wikipedia.org)
Serambi muka berbentuk persegi panjang berukuran 12 × 39 m² serta memiliki enam pintu dari arah timur dan dua pintu dari arah utara dan selatan, yang masing-masing berdaun pintu dari jeruji besi. Terdapat hiasan tiang ganda semu pada enam pintu dari arah timur, kecuali pada bagian tengah yang merupakan bangunan mimbar yang menjorok ke depan dengan daun pintu dari jeruji pula. Mimbar berukuran 220 cm × 120 cm × 275 cm tersebut hanya digunakan pada pelaksanaan salat Ied. Selain pintu, juga terdapat masing-masing satu jendela dengan terali besi di sisi utara dan selatan. Di dinding timur serambi muka, terdapat hiasan ukiran geometri berupa panil-panil yang berbentuk persegi panjang dan bujur sangkar. Terdapat pula hiasan lengkung yang ditutupi tembok dengan motif cincin dan mata kapak. Tebal dinding sekitar 34 cm dengan tinggi 320 cm. Di dalam ruangan terdapat tujuh tiang ganda berbentuk silinder dari beton dengan garis tengah 45 cm. Tiang-tiang tersebut berdiri di atas umpak beton dengan lebar 113 cm, tinggi 70 cm, dan tebal 67 cm. Selain itu, terdapat pula dua tiang berbentuk segi empat yang terletak di sisi utara dan selatan, dekat dengan ruangan berbentuk segi delapan yang memiliki satu pintu dari arah timur dan satu jendela.
Ornamen Jendela
Lantai
Lantai di ruang utama (https://id.wikipedia.org)
Lantai masjid dari semen diganti dengan tegel (keramik) berwarna putih, yang didatangkan dari Jerman. Pada tahun 1900, dimulailah pemasangan tegel dari Belanda yang dipesan melalui NV Jacobson van den Berg (terlihat dari bentuknya yang segi enam dan motif bunga khas buatan Eropa). Pemasangan tegel tersebut ditangani oleh tukang yang ditunjuk langsung oleh pabrik dan selesai pada tahun 1910.
Ruang Utama
Ruang utama beserta interiornya (https://blueoctopus13.wordpress.com)
Ruang utama masjid berbentuk persegi berukuran 30 × 30 meter persegi dengan empat pintu masuk di sisi timur dan masing-masing dua pintu di sisi utara dan selatan. Pintu berukuran 160 cm × 264 cm tersebut memiliki dua daun pintu dari kayu dengan hiasan lengkung kipas pada ambang atas. Terdapat pula dua jendela yang terbuat dari kayu di sisi timur mengapit pintu masuk, dan masing-masing tiga jendela di sisi utara dan selatan, serta enam jendela di sisi barat. Jendela-jendela tersebut memiliki panjang 160 cm dan tinggi 2 m. Seperti pada pintu, bagian ambang atas jendela juga berbentuk lengkung kipas. Dinding pada ruang utama terbuat dari beton berlapis keramik, sedangkan lantainya dari tegel putih berhiaskan bunga.
Tiang utama berjumlah 25 nama-nama Nabi (https://blueoctopus13.wordpress.com)
Ruangan utama di topang oleh 25 buah tiang berbentuk silinder. Jumlah ini melambangkan Nabi dan Rasul Allah yang berjumlah 25. Pada masing-masing tiang terdapat tulisan kaligrafi nama–nama Nabi. Nama Nabi Adam ditulis pada tiang sudut barat daya dan Nabi Muhammad pada sudut barat laut.
Mihrab dan Mimbar
Mihrab dan Mimbar (https://blueoctopus13.wordpress.com)
Pada mihrab tempat imam memimpin salat dan menyampaikan khotbah dibuat ukiran kayu mirip ukiran Cina karena tukang-tukangnya pun didatangkan dari Cina untuk mengerjakan ukiran-ukiran tersebut.
Bangunan lain
Masjid ini memiliki tempat wudu berukuran 10 m × 3 m yang terletak di sebelah utara dan selatan serambi samping. Tempat wudu ini dibangun pada tahun 1967 serta dibuat permanen dan tertutup. Selain itu, perpustakaan masjid menempati sebuah ruangan di sisi utara masjid dan masih menyatu dengan bangunan masjid. Di sekitar masjid juga terdapat tiga gedung tempat bimbingan teori manasik calon haji. Salah satu dari tiga gedung tersebut dulunya ditempati sekolah Thawalib.
Halaman tersebut dipagari besi dan berbatasan langsung dengan jalan raya di sebelah timur dan utara. Di sebelah selatan dan belakang masjid terdapat beberapa makam, salah satunya adalah makam Angku Syekh Haji Uma, satu dari tiga orang pemrakarsa pembangunan masjid ini.
Sumber: Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar