(https://www.yukpegi.com)
Kampung Ladang (Ladang View) berada di puncak bukit Pasir Peti, Desa Marga Laksana, Kabupaten Sumedang, Propinsi Jawa Barat. merupakan pusat wisata budaya sumedang. Ladang View Sumedang berupaya bersama masyarakat setempat untuk mempertahankan dan melestarikan budaya dan tata cara tradisional sunda khususnya budaya dan tradisi Sumedang.
Sumedang, kabupaten di Jawa Barat yang terkenal dengan tahunya, memiliki tempat wisata yang belum banyak diketahui orang. Dapat dikatakan tempat wisata ini masih tersembunyi. Hanya sebagian penduduk Sumedang yang tahu tempat ini.
Tahu Sumedang (https://travel.kompas.com)
Masyarakat Sumedang selama ini merupakan masyarakat agraris yang tidak terlepas dari budaya yang berkaitan dengan pertanian. Beberapa kesenian dan upacara ditujukan untuk meminta keberkahan saat musim tanam, bersyukur pada saat panen, bersuka cita pada saat menumbuk padi dan seni budaya lainnya.
Lokasi
Lokasinya terletak kurang lebih 3 km dari Alun-alun Sumedang. Perlu menempuh jarak sekitar 20 km perjalanan dari kawasan pendidikan Jatinangor, Kab.Sumedang, atau 41 km dari Kota Bandung. Bagi yang ingin berwisata ke tempat ini, tidak disarankan menggunakan bis mengingat jalan yang ditempuh cukup sukar.
Setelah melewati pemukiman warga, jalanan yang lebih menanjak langsung menyambut. Jalan yang kecil, menanjak, dan rusak harus ditempuh untuk sampai ke tempat ini. Mobil dan motor masih bisa menempuh jalan ini dengan hati-hati, tapi bus tidak akan bisa karena jalan terlalu sempit. Perjalanan yang penuh liku tersebut takkan buat pengunjung stres karena “iringan” pemandangan indah di pinggir jalan.
Potensi Pertanian
Kampung Ladang merupakan lahan pertanian atau ladang yang ditanami palawija dan sayuran. Pengunjung dapat melihat langsung proses penanaman sayur atau palawija, pemupukan dan panen, serta menikmati hasil panen bersama petani setempat.
Potensi Seni Budaya
Masyarakat Sumedang selama ini merupakan masyarakat agraris yang tidak terlepas dari budaya yang berkaitan dengan pertanian. Beberapa kesenian dan upacara ditujukan untuk meminta keberkahan saat musim tanam, bersyukur pada saat panen, bersuka cita pada saat menumbuk padi dan seni budaya lainnya.
Seni Karinding
Karinding (https://gpswisataindonesia.blogspot.com)
Karinding merupakan alat musik sunda yang terbilang unik, terbuat dari daun pelepah enau (kawung) atau bilah bambu, getar nadanya tergantung kemampuan pengolahan rasa dari peniupnya (baca: Alat Musik Tradisional Jawa Barat).
Kepekaan rasa sangat diperlukan dalam memainkan alat musik ini, karena tidak tidak memiliki nada-nada permanen seperti halnya alat tiup lainnya. Alat musik karinding tergantung dari kemampuan mengolah gema rongga mulut dari peniupnya.
Disebut karinding meujuk dari sejenis serangga sawah yang nyaring bunyinya yaitu Karindingan. (kemungkinan serangga jenis ini sudah punah). Pada jaman dahulu Karinding tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Pertanian sunda. digunakan untuk mengisi kebosanan saat di Ladang. dan resonansi suaranya dapat digunakan sebagai pengusir hama.
Seni karinding juga digunakan kaum 'Jajaka' untuk menaklukan hati pujaan hatinya.
Seni Beluk
Seni Beluk adalah sejenik seni suara. Kesenian rakyat ini tidak diiringi oleh instrumen musik (dalam seni modern disebut acapela), dengan pengertian bahwa suara atau sora dieluk-eluk sehingga seorang pemain beluk harus kuat phisik suaranya sehingga mampu dalam memainkan suara keras serta nada panjang. pemainnya yang berjumlah empat orang atau lebih.
Syair yang biasa digunakan dalam pementasan seni Beluk berasal dari naskah-naskah yang bersumber dari “Carita Babad” atau Wawacan. Berdasarkan pembagian peran penyajian kesenian Beluk dapat dilihat aspek gotong-royong, kerja sama, dan komunikasi dalam mencapai sebuah keharmonisan. Aspek-aspek tersebut merupakan aspek yang menjadi ciri khas sebuah tatanan sosial masyarakat agraris.
Sangat menarik dari pertunjukan Beluk adalah para juru Ilo menyajikan dengan suara yang keras dan panjang, sehingga menambah suasana yang khas pedesaan penuh keakraban dan harmoni dengan lingkungan alam sekitarnya.
Frekuensi suara tinggi merupakan bentuk representasi komunikasi antara para petani yang sedang meladang, karena posisinya saling berjauhan, mereka membutuhkan suara keras dan kencang agar dapat saling berkomunikasi.
Seni Tutunggulan
Kata Tutunggulan berasal dari kata, "Nutu" yang artinya "Menumbuk" sesuatu. Sesuatu yang ditumbuk, biasanya adalah gabah kering hingga menjadi beras atau,dari beras menjadi tepung. Menumbuk gabah menjadi beras tersebut, biasanya di kerjakan oleh ibu-ibu, tiga sampai empat orang. Ayunan alunya mengenai lesung yang menimbulkan suara khas berirama,dengan tujuan agar tidak membosankan dalam menumbuk padi, SENInya di Tutunggulan. ,Ini dilakukan hingga pekerjaan selesai.
Seni Gondang
Seni gondang sunda atau seni tabuh lisung, seni tradisional ini merupakan seni budaya sunda warisan dari nenek moyang yang pernah populer puluhan tahun lalu.“ "Gondang, merupakan salah satu seni yang mencerminkan masyarakat agraris untuk mengekspresikan rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa atas keberhasilan dalam bertani. Biasanya seni gondang buhun dimainkan untuk merayakan panen yang melimpah.
Pada mulanya gondang merupakan bagian dari upacara untuk menghormati Dewi Padi, Nyi Pohaci Sanghyang Sri, waktu menumbuk padi untuk pertama kalinya, biasa disebut meuseul Nyai Sri, setelah panen usai. sebagai luapan rasa gembira usai panen raya, tetapi juga merupakan suatu kesempatan bagi kaum muda untuk mendapatkan pasangan.
Sekelompok pemudi menumbuk padi dengan mempergunakan lesung, kemudian sekelompok pemuda datang. Terjadilah dialog yang akhirnya mereka pulang berpasang-pasangan.
Salah satu ciri gondang adalah adanya kegiatan “tutunggulan” dengan alat alu atau lesung. “Tingtung tutunggulan gondang” artinya bunyi-bunyian yang terdengar dari pukulan alu dan lesung yang dimainkan oleh beberapa orang, sehingga membentuk paduan bunyi yang polyphonis. Adapun alat-alat kesenian Gondang diantaranya adalah Lisung, Halu, Kecapi, Kendang, Goong, Kohkol dan Angklung Buncis.
Jentreng atau Tarawangsa
Tarawangsa (https://gpswisataindonesia.blogspot.com)
Seni Jentreng berasal dari Ranca Kalong, Sumedang. Sejak dulu masyarakat Sunda terkenal dengan budaya ngahuma atau berladang. Karena itu kesenian yang tumbuh di masyarakat Sunda selalu terkait dengan mitos Dewi Sri. Begitu pula dengan kesenian Jentreng atau lebih terkenal dengan sebutan Tarawangsa.
Masyarakat Sumedang menempatkan Seni Jentreng sebagai media pokok dalam penyelenggaraan upacara Nyalin atau panen padi. Seni Jentreng adalah upacara ritual yang berhubungan dengan magis religius untuk menghormati Dewi Sri. Masyarakat Rancakalong menyebutnya dengan nama Kersa Nyai dengan tujuan supaya Kersa Nyai tetap tinggal dan betah.
Tarawangsa adalah instrumen gesek yang bentuknya mirip rebab. Resinatornya terbuat dari kayu berleher panjang dan bersenar 2 utas. Acara tersebut diisi dengan tari-tarian yang diiringi dengan petikan alat musik Tarawangsa dan Kecapi.
Tarawangsa merupakan kesenian tradisi upacara adat yang biasa dilakukan untuk peringatan muludan (maulid Nabi), ngabubuy pare (panen padi) sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas panen padi yang melimpah, mubur Syuro maupun syukuran-syukuran yang lainnya. Jentreng adalah perpaduan antara tujuh buah kecapi dan dua buah rebab yang dimainkan secara bersamaan.
Kegiatan
Kampung Ladang Sumedang dengan luas 5 hektare (https://citizenmagz.com)
A. Wisata Desa
B. Camping
C. Outbond
D. Ladang Adventure Camp
1. Offroad
2. Airsoft Gun Team
E. Wisata Kuliner
Wisata kuliner (https://www.yukpegi.com)
Informasi lebih lanjut hubungi
Peta lokasi Kampung Ladang (https://sumedangpostonline.blogspot.com)
Kampung Ladang (Ladang View)
Desa Marga Laksana, Sumedang, Jawa Barat
Marketing & Office : Jl. Raya Pangeran Kornel no. 89, Samoja Sumedang
Telp.: (62) 261 210626
Website: https://www.ladangview.com/index.html
Email : zulfiadi@ladangview.com
ym : ladangview@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar