Adat Indonesia

Blog tentang adat istiadat di Indonesia

Rabu, 24 Februari 2016

Senjata Tradisional Kalimantan Timur

Dohong

Kalimantan Timur sudah lama dikenal sebagai pulau dengan panorama alam yang menawan, dengan kultur serta budaya yang ramah menjadikan banyak diperbincangkan oleh para wisatawan lokal maupun manca negara belakangan ini. sebagai pulau dengan daratan terluas di Indonesia.

Telawang (Perisai)

Telawang (https://www.wisatapedia.net)

Perisai atau telawang (telabang) atau juga kelembit adalah alat pelindung tubuh dari serangan musuh yang digunakan ketika berperang. Perisai terbuat dari kayu yang kuat dan ringan yaitu kayu pelantan (pelai). Perisai berbentuk prisma dengan lebar 30 - 50 cm dan tinggi 1,5 - 2 m. Perisai terdiri dari dua bagian, yaitu bagian dalam yang menyerupai sisi bawah atap rumah dengan sebuah pegangan pada bagian tengahnya serta bagian luar yang menyerupai sisi atas atap rumah dengan dihiasi ukiran-ukiran khas daerah Kalimantan Timur.

Lonjo (Tombak)

Lonjo (https://www.wisatapedia.net)

Lonjo atau tombak dibuat dari besi dan dipasang atau diikat dengan anyaman rotan dan bertangkai dari bamboo atau kayu keras. Fungsi lonjo atau tombak biasanya digunakan untuk berperang atau berburu binatang.

Dohong

Beragam Dohong (https://www.wisatapedia.net)

Senjata ini semacam keris tetapi lebih besar dan tajam pada kedua sisinya (sebelah - menyebelah). Pada bagian ujungnya terbuat dari tanduk dan sarungnya dari kayu. Senjata ini hanya boleh digunakan oleh kepala-kepala suku.

Dohong (https://www.tradisikita.my.id)

Sumpit

Sumpit dan Damek (anak sumpit) - https://www.wisatapedia.net

Sumpit sering pula disebut sipet, merupakan senjata tradisional Masyarakat Dayak, memiliki bentuk bulat dengan panjang sekitar 1,5 sampai 2 meter. Keunggulannya adalah bisa digunakan sebagai senjata jarak jauh dengan tingkat akurasi atau ketepatan menembak mencapai 200 m dan tidak menimbulkan suara. Sumpit biasanya digunakan untuk berburu binatang dan bisa juga dijadikan mas kawin.

Sumpit di lombakan seperti di Festival Erau (https://www.indonesiakaya.com)

Di Kalimantan sendiri, sumpit dijadikan sebagai ajang perlombaan. Seperti di Festival Erau, Tenggarong, Kalimantan Timur, terdapat lomba sumpit yang membuat festival ini tambah meriah.

Mandau

Mandau sebagai souvenir (https://www.wisatapedia.net)

Pada dasarnya, jenis-jenis mandau pada semua Masyarakat Dayak memiliki bentuk yang sama. Tetapi ada sedikit perbedaannya jika dilihat dari sisi kelengkungan bilahnya, yaitu ada bilah yang agak condong ke belakang. Ciri-ciri tersebut membedakan jenis-jenis Mandau Ilang yang hampir lurus, Mandau Langgi Tinggang yang melengkung kebelakang, Mandau Naibur yang memakai semacam pengait, hampir mirip dengan kembang kacang pada keris di dekat pangkalnya. Selain itu, ada pula jenis Mandau Pakagan dan Mandau Bayou yang masing-masing memiliki variasi bentuk tersendiri.

Berdasarkan perbedaan jenis dan bentuk hiasan yang ada pada mandau, akan diketahui bahwa mandau dengan cirri-ciri tertentu adalah milik Masyarakat Dayak Maayan, Dayak Mbalan, Dayak Bahau, Dayak Ngaju, atu sub suku Dayak lainnya.

Keris (*)

Keris koleksi Museum Mulawarman, Kutai Kartanegara (https://budaya-indonesia.org)

Keris adalah sejenis pedang pendek yang berasal dari pulau Jawa, Indonesia. Keris purba telah digunakan antara abad ke-9 dan 14. Selain digunakan sebagai senjata,keris juga sering dianggap memiliki kekuatan supranatural. Keris terbagi menjadi tiga bagian yaitu mata, hulu, dan sarung. Beberapa jenis keris memiliki mata pedang yang berkelok-kelok. Senjata ini sering disebut-sebut dalam berbagai legenda tradisional, seperti keris Mpu Gandring dalam legenda Ken Arok dan Ken Dedes.

Keris sendiri sebenarnya adalah senjata khas yang digunakan oleh daerah-daerah yang memiliki rumpun Melayu atau bangsa Melayu. Pada saat ini, Keberadaan Keris sangat umum dikenal di daerah Indonesia terutama di daerah pulau Jawa dan Sumatra, Malaysia, Brunei, Thailand dan Filipina khususnya di daerah Filipina selatan (Pulau Mindanao). Namun, bila dibandingkan dengan Indonesia dan Malaysia, keberadaan keris dan pembuatnya di Filipina telah menjadi hal yang sangat langka dan bahkan hampir punah.

Koleksi Museum Mulawarman lainnya adalah Keris, yang menjadi benda pusaka Kerajaan Kutai. Keris pula sering digunakan sebagai perlengkapan Upacara Penobatan Sultan Kutai Kartanegara.sebagaian besar keris – keris yang ada di Museum Mulawarman merupakan peninggalan Sultan Kutai kaartanegara XIX. Koleksi keris ini dapat kita jumpai di lantai dua (2) Museum Mulawarman Kutai kartanegara.

(*) Tambahan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar