Adat Indonesia

Blog tentang adat istiadat di Indonesia

Senin, 18 Januari 2016

Hutan Mangrove Taman Nasional Ujung Kulon Pandeglang Banten

Menyusuri sungai Cigenter mengilingi hutan mangrove dengan perahu, dan mengamati sejumlah satwa liar seperti banteng, rusa, atau Badak Jawa bila beruntung (https://nasional.republika.co.id)

Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon secara administrative terletak di Kecamatan Sumur dan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Propinsi BANTEN. Secara geografis Taman Nasional Ujung Kulon terletak antara 102º02’32” - 105º37’37” BT dan 06º30’43” - 06º52’17” LS.

Pulau Handeuleum, Cigenter, Cihandeuleum. Pengamatan satwa (banteng, babi hutan, rusa, jejak-jejak badak Jawa dan berbagai macam jenis burung), menyelusuri sungai di ekosistem hutan mangrove.

Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) - (https://www.nomadictrip.com)

Selain di bagian timur laut Semenanjung Ujung Kulon, kawasan hutan mangrove juga terdapat di sepanjang pantai dan sisi utara tanah genting Pulau Panaitan, dan sebelah barat laut Pulau Handeleum. Jenis bakau yang banyak ditemukan antara lain bogem (Sonneratia alba), pedada (Bruguiera spp.), Api-api (Avicena spp.), padi-padi (Lumnitzera racemosa), dan Bakau-bakau (Rhizophora).

Pulau Handeleum

Pulau Handeuleum TNUK (https://www.triptrus.com)

Pulau Handeuleum merupakan pulau terbesar, dengan luas 220 hektar, di antara gugusan pulau-pulau karang di teluk Selamat Datang Banten di sebelah timur laut semenanjung Ujung Kulon.

Pulau Handeuleum TNUK (https://www.triptrus.com)

Pulau Handeuleum memiliki sungai Cigenter, untuk menimati pesona alam yang asri dengan menelusuri sungai ini, dapat menggunakan perahu kecil. Pulau Handeuleum, wisatawan dapat melakukan trekking, menyusuri sungai dan hutan mangrove dengan perahu, dan mengamati sejumlah satwa liar seperti banteng, rusa, atau badak Jawa bila beruntung.

Jenis Mangrove

Mangrove Pulau Handeuleum TNUK (https://www.kaskus.co.id)

Jenis-jenis bakau yang paling umum terdapat ialah padi-padi (Lumnitzera racemosa), Api-api (Avicena spp.), Bakau-bakau (Rhizophora), Bogem (Sonneratia alba), Bogem (Bruguira sp), Daon (Nypa frusticans), Jaruju (Acanthus ilicifolius), Lamiding (Acrosticum eureum), Nipa (Nypa pructicanes), Pakis rawa (Acrostichum aureum) dan pedada (Bruguiera spp.).

Mangrove Pulau Handeuleum TNUK (https://www.bintang.com)

Kadang-kadang terdapat Nypa fructicans dan pakis rawa (Acrostichum aureum) di muara sungai payau. Hutan mangrove yang luas terdapat pada jalur yang luas sepanjang sisi utara tanah genting meluas ke arah utara sepanjang pantai sampai Sungai Cikalong dan Legon Lentah Pulau Panaitan.

Di atas sebelah barat laut Pulau Handeuleum dan kedua pulau kecil di sebelah selatan dekat Pulau Handeuleum terdapat hutan rawa Nypha yang tidak begitu luas, juga di muara Cijungkulon dan Cigenter di Pantai Utara Semenanjung Ujung Kulon.

Fauna

Badak Jawa (https://www.nomadictrip.com)

Fauna di kawasan Pulau Handeuleum ini banyak terdapat aneka jenis burung, biawak, babi hutan, badak jawa dan buaya atau dengan nama lain “penganten”. Sebutan buaya bagi masyarkat Ujung Kulon adalah “pengenten” hal tersebut dikarenakan sebutan yang selalu diajarkan turun temurun dari orang tua mereka sejak dulu.

Route

Perjalanan menuju kawasan wisata Taman Nasional Ujung Kulon memakan waktu seharian dari Jakarta. Setelah keluar dari pintu tol Cilegon Barat, dilanjutkan menyusuri Pantai Anyer ke Pantai Carita hingga berakhir di Desa Tamanjaya.

Tamanjaya merupakan desa terakhir yang bisa dilalui kendaraan mobil. Dari lokasi ini perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan kapal carteran untuk menuju Pulau-Pulau yang ada di Ujung Kulon.

Reservasi

Mengingat kawasan Taman Nasional Ujung Kulon adalah kawasan penting dan dilindungi, wisatawan yang ingin melakukan aktivitas di dalam kawasan ini sangat disarankan untuk menginformasikan kepada petugas terlebih dahulu sebelum menuju taman nasional ini. Hal ini juga memudahkan dalam menyiapkan berbagai hal yang diperlukan untuk mendukung aktivitas yang dilakukan seperti menyewa perahu, pemandu, serta kebutuhan lainnya.

Bagi wisatawan yang berasal dari luar negeri harus mendapatkan izin dari Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kementrian Kehutanan di Jakarta. Sedangkan untuk yang wisatawan dari dalam negeri harus mendapatkan surat izin masuk konservasi dari Kantor Balai TNUK dibawah.

Informasi lebih lanjut hubungi

Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK)
Jl. Perintis Kemerdekaan No. 51, Labuan, Pandeglang 42264
Telp. (62) 253 801 731
Fax. (62) 253 804 651
Website: https://www.ujungkulon.org
E-mail : info@ujungkulon.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar