Sahabat GPS Wisata Indonesia, jika anda penggemar batik dan kain tradisional lainnya, sudah tahukah bagaimana cara merawat yang benar?. Pasti sebel jika batik yang kita beli beberapa bulan yang lalu dan baru beberapa kali dipakai, warnanya sudah pudar dan kusam. Bisa jadi anda salah dalam perawatannya. Perlakukan kain batik anda secara istimewa, jangan asal-asalan dalam merawatnya, apalagi batik anda tergolong batik yang langka, mahal atau batik yang umurnya cukup tua yang diwariskan turun temurun.
Logikanya, ketika kita memakai batik, kita tidak akan melakukan pekerjaan yang berat, misal kerja di bengkel yang penuh oli ataupun kerja di sawah yang penuh lumpur. Jadi dalam mencucinya pun tak perlu menggunakan bahan kimia yang berat, misal mencuci dengan detergent.
Perawatan terpenting pada kain batik adalah bagaimana cara mencucinya, sabun apa yang dipergunakan, dan bagaimana cara pengeringannya pasca dicuci. Untuk kain dan busana batik sangat dianjurkan tidak menggunakan deterjen ketika mencuci. Deterjen tidak cocok untuk kain batik dan kain tradisional lainnya. Proses pencucian yang salah dan penggunaan detergent saat mencuci bisa merusak tekstur kain dan warnanya. Selain menggunakan detergent, banyak orang yang menyarankan mencuci batiknya dengan sabun mandi dan sampoo.
Penggunaan sabun dan sampoo untuk membersihkan batik memang lebih baik ketimbang detergent. Sabun terbuat dari lemak nabati atau hewani yang dipanaskan dengan larutan alkali seperti natrium hidroksida atau kalium hidroksida. Kandungan sampoo pada umumnya berupa bahan pembersih yang berupa sistem surfaktan, kadang ditambahkan pula sedikit booster busa untuk mengubah sifat busa yang dihasilkan surfaktan. Bahan surfaktan yang umum digunakan berupa surfaktan anionik, seperti natrium lauril eter sulfat (juga sering disebut natrium lauret sulfat), natrium lauril sulfat, dan senyawa amonium. Sabun dan sampoo biasanya digunakan untuk membersihkan kotoran yang berhubungan langsung dengan kulit manusia. Sedangkan, detergent digunakan untuk membersihkan pakaian yang tidak berhubungan langsung dengan tubuh manusia. Sehingga penggunaan sampoo dan sabun pada kain batik lebih lembut dan aman ketimbang detergent.
Detergent (https://sabunthenaturalstory.blogspot.com)
Detergent merupakan hasil dari kemajuan teknologi, namun dampaknya sangat merusak lingkungan. Detergent adalah campuran zat kimia dari sintetik maupun alam yang memiliki sifat dapat menarik zat pengotor dari kain. Detergent merupakan pembersih yang terdiri dari zat aktif permukaan (surfaktan), fosfat, silikat, pemutih, pewangi, penimbul busa, optical brightener (bahan yang membuat pakaian lebih cemerlang), bahan aktif linear alkil sulfonat (LAS), atau natrium benzena sulfonat (Na-ABS). Detergent memiliki kadar pH yang sangat basa (9,5-12), sehingga bersifat korosif, sifat ini dapat merapuhkan kain batik. Zat pembersih seperti chlorine, zat kimia yang banyak dipakai sebagai pemutih dalam deterjen membutuhkan waktu selama 150 tahun untuk terurai sempurna. Zat chlorine ini bisa memudarkan keindahan warna kain batik. Saat ini ada beberapa produsen detergent yang membuat detergent cair khusus untuk kain batik. Bahannya terdiri dari 13.9% Lauryl Ether Sulfate dan 3% Alkyl Polyglucoside. Kandungan pembersihnya berasal dari bahan alami sehingga warna tidak mudah pudar dan memberikan wangi yang segar dan natural.
Attack Batik Cleaner (Sumber: https://www.ulasan-review.com)
Memang kandungan zat dalam bahan sampoo dan sabun lebih baik dan ramah, tidak terlalu merusak kain dari pada penggunaan detergent dalam membersihkan kain batik. Namun sebaik-baiknya bahan tersebut tetap mengandung bahan kimia yang bisa merusak lingkungan dan juga merusak keindahan kain baik. Pilihalah cara tradisional, walau terkadang agak repot namun lebih ramah dan tidak merusak kain batik.
Jika memamng tak ada pilihan lain dan anda harus menggunakan sampoo, sabun, dan detergent dalam pencucian kain batik. Pilihlah produk yang tepat dan ramah lingkungan. Dari sekian banyak produk yang beredar di pasaran, apakah ada yang benar-benar ramah lingkungan?. Meskipun untuk membuktikan produk yang ramah lingkungan harus melalui uji laboratorium, tetapi kalian juga dapat ikut mencegah pencemaran lingkungan dengan cara meminimalkan pemakaian sabun, sampoo, dan detergen sesuai takaran yang dianjurkan dalam mencuci kain batik. Beberapa orang masih berpedoman bahwa mencuci batik agar tetap cemerlang harus melalui drycleaning. Padahal bahan kimia drycleaning juga bisa merusak warna asli dari batik itu sendiri.
Buah Lerak (https://alchemistviolet.blogspot.com)
Ternyata cara tradisional dalam mencuci batik lebih aman, ramah lingkungan, serta tidak merusak kain batik. Beberapa orang masih menggunakan tambuhan lerak untuk mencuci batiknya. Selain bisa membersihkan kotoran, lerak juga bisa mengawetkan warna kain batik. Kini di pasaran juga tersedia sabun lerak siap pakai. Untuk pembahasan cara perawatan batik yang benar, sebaiknya langsung baca tentang Lerak.
Sangat disayangkan jika kain atau busana batik rusak karena perawatan yang tidak tepat. Dengan cara yang tepat dalam membersihkan, mengeringkan, menyetrika, dan menyimpan kain atau busana batik anda bisa tahan lama dan awet keindahannya. Kini, anda bisa menganggap kain batik sebagai investasi pribadi. Tak ada salahnya, selain melestarikan kekayaan kain Nusantara, kita juga melestarikan lingkungan sekitar dengan meminimalisir penggunaan detergent.
Semoga bermanfaat.
Sumber: Fitinline
Tidak ada komentar:
Posting Komentar