Adat Indonesia

Blog tentang adat istiadat di Indonesia

Senin, 23 Februari 2015

Alat Musik Tradisional Nusa Tenggara Barat (NTB)


Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai bermacam-macam kebudayaan, baik itu dalam hal seni tari, kerajinan tangan, pakaian adat, rumah adat, lagu daerah, alat musik daerah, upacara adat, makanan khas daerah sampai obyek wisata.

Sahabat GPS Wisata Indonesia, disusun kembali alat musik tradisional yang ada di Nusa Tenggara Barat (NTB) dari berbagai sumber.

Pareret


Alat musik ini terbuat dari bambu. Pareret merupakan alat musik tiup sejenis terompet yang dimainkan dalam orkestra yang berfungsi sebagai pembawa melodi. Alat musik ini berkembang di Lombok bagian barat dalam subkultur Hindu yang dibawa oleh orang-orang Bali. Selain itu, pareret juga terdapat di daerah Karangasem, Bali meskipun kini sudah jarang keberadaanya.

Dalam membuat pareret diperlukan hari baik yaitu pada hitungan pasaran Pahing, sedangkan harinya apa saja. Selain itu, disediakan sesajen (andang-andang) terdiri dari beras, kepeng bolong (satakan), buah pinang, dan benang kotak setukel. Andang-andang mempunyai makna perlindungan agar si pembuat tidak leles (mata merah dan berair). Pareret dimainkan sebagai salah satu kelengkapan upacara persembahyangan dan adalah ulang tahun pura bagi orang Bali yang hidup di Lombok Barat.

Satong Srek

Satong Srek (https://budaya-indonesia.org)

Alat musik ini terbuat dari bambu dan seng. Satong srek dibuat dari bambu yang salah satu bagiannya diberi penampang berupa lempengan seng yang dibuat tajam dan kasar permukaannya. Jika permukaan seng digesek atau dipukul akan mengeluarkan bunyi. Satong srek dimainkan sebagai alat musik tambahan dalam suatu bentuk orkestra kesenian tradisional dan dapat pula dimainkan secara solo / individual. Alat musik ini biasanya untuk mengiringi tarian nguri, syier male, badede, bulan kasandung, ngumang rame. Satong srek dapat juga dipadukan dengan alat-alat musik modern.

Genggong

Genggong (https://www.indonesiaheritage.org)

Alat musik ini terbuat dari bambu dan tali. Suara genggong atau harpa mulut dihasilkan dari getaran lidah genggong akibat tarikan tangan si pemain, serta pengaturan nafas pada rongga mulut dan sentuhan lidah pada langit-langit. Oleh karena itu, pemain genggong yang baik terdiri dari dua jenis; yakni genggong lanang menghasilkan nada tinggi dan genggong wadah yang menghasilkan nada rendah. Dalam pembuatan genggong selain diperlukan andang-andang (sesaji) berupa beras, benang, sirih pinang, dan uang kepeng juga perlu ditentukan hari baik (hari Jumat) untuk mengambil pelepah enai atau bambu. Sajian tersebut bertujuan untuk menghindarkan si pembuat dari hal-hal yang tidak diingginkan dan genggong dapat menghasilkan suara yang jernih.

Gula Gending

Gula Gending (https://budaya-indonesia.org)

Alat musik ini terbuat dari seng dan tekstil. Instrumen ini digunakan untuk menjajakan gula kapas (harum manis) yang terbuat dari gula pasir. Oleh karena itu, alat tersebut kemudian dinamakan gula gending. Tempat penyimpanan gula dalam bahasa Sasak disebut Tongkaq juga berfungsi sebagai instrumen musik. Dimainkan dengan cara menggendong tongkaq, kotak dipukul dengan jari tangan kanan dan kiri sesuai gending/lagu yang dimainkan.

Gula Gending (https://budaya-indonesia.org)

Gula gending dimainkan berkeliling ke pelosok kampung sambil menjajakan gula kapas. Gending yang dimainkan berfungsi sebagai daya tarik anak-anak untuk membeli. Jenis gending yang dimainkan antara lain buah Odaq, Tempong Gunung dan sebagainya.

Gula Gending (https://budaya-indonesia.org)

Palompong

Palompong (https://www.indonesiaheritage.org)

Alat musik ini terbuat dari kayu dan logam. Palompong termasuk dalam jenis alat musik silofan. Cara memainkannya, pemain duduk dengan dua kaki dalam posisi lurus ke depan, sementara palompong diletakkan di atas paha kemudian bilah dipukul dengan dua pemukul. Rongga di antara paha dan bilah-bilah palompong berfungsi sebagai resonator.

Dahulu alat ini dimainkan secara tunggal dan biasanya dimainkan oleh laki-laki pada saat menunggu sawah atau ladang untuk mengusir sepi. Saat ini palompang juga dimainkan oleh wanita dan menjadi bagian dari orkestra Gong Genang yang berfungsi sebagai alat musik ritmik untuk mengiringi tari-tarian pada saat irama cepat. Palompang merupakan alat musik khas Kabupaten Sumbawa, namun ada juga alat musik sejenis ini di daerah Lombok dengan sebutan "cungklik".

Sarone

Sarone (https://sulaimantbn.blogspot.com)

Alat musik ini terbuat dari bambu dan daun kelapa. Sarone merupakan alat musik tiup sejenis klarinet terdiri dari 3 bagian, yaitu mulut (gulungan daun lontar). Pada bagian mulut terdapat lidah tunggal (single reed) yang direkatkan terbuat dari bambu tipis. Lidah-lidah berfungsi sebagai alat bantu tiup yang langsung mengenai bibir pemain.

Sarone ini dilengkapi dengan empat lubang nada dan dimainkan dengan cara berkelompok bersama alat musik lainnya, seperti Rebana Rea dan Rebana Ode. Sarone juga menjadi bagian dari ensambel gong gendang sebagai pembawa melodi yang dimainkan bersama gong dan gendang. Konon sebelum dimainkan sarone diasapi terlebih dahulu dengan kemenyan agar dapat menghasilkan suara-suara yang jernih dan menarik. Oleh masyarakat Sumba suara sarone dipercaya dapat menarik gadis dan menolak dari gangguan orang-orang yang memiliki itikad tidak baik.

Gendang Beleq

Gendang Beleq (https://gendangku.blogspot.com/)

Gendang Beleq merupakan salah satu alat musik tradisional Suku Sasak. Gendang Beleq memiliki arti gendang besar karena ukurannya yang besar melebihi ukuran gendang pada umumnya. Gendang Beleq digunakan untuk mengiringi dan menghibur prajurit menuju medan perang dan menyambut kedatangan mereka dari medan perang. Akan tetapi, dengan perkembangan zaman gendang beleq digunakan untuk menyambut kedatangan tamu (Biasanya petinggi negara dalam ataupun luar negeri) selain itu untuk mengiringi upacara adat nyongkolan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar