Adat Indonesia

Blog tentang adat istiadat di Indonesia

Minggu, 03 Mei 2015

Permainan Tradisional Boy-Boyan

Permainan tradisional Boy-boyan (https://www.mysabsku.com)

Boy-boyan merupakan permainan tradisional yang berasal dari provinsi Jawa Barat khususnya di daerah Sunda. Permainan ini biasanya dimainkan oleh anak laki-laki. Tentu saja bukan dikhususkan untuk anak laki-laki, anak perempuan juga bisa bermain boy-boyan. Sebenarnya, permainan ini memiliki nama yang berbeda-beda di setiap daerahnya. Misalnya, di daerah Pati, Jawa Tengah, permainan ini dikenal dengan nama Gaprek Kempung. Di daerah Sunda, ada yang menyebutnya boy-boyan, ada juga yang menyebutnya Bebencaran. Dan di beberapa daerah lainnya permainan ini disebut Gebokan, karena katanya suara yang biasa ditimbulkan apabila bola karet yangdigunakan dalam permainan mengenai anggota badan dari pemain akan menimbulkansuara "Gebok”.

Walaupun memiliki sebutan yang berbeda-beda, pada intinya permainan boy- boyan ini adalah sama. Permainan tradisional dari Jawa Barat ini memadukan kerja motorik anak dan juga mengasah kemampuan membuat strategi. Boy-boyan sendiri biasanya terdiri dari lima hingga sepuluh pemain yang dibagi menjadi dua kelompok dan dilakukan di lapangan yang cukup luas.

Alat yang digunakan

Pecahan genteng atau yang lainnya

1. Pecahan genteng atau gerabah, pecahan asbes, potongan kayu, atau pacahan batu bata, atau kaleng susu, dan sebagainya

Bola dari kumpulan kertas dibungkus kantong plastik (kantong kresek) diikat dengan karet (https://sosbud.kompasiana.com)

2. Bola plastik, bola tenis atau buat sendiri bolanya dari kumpulan kertas yang yang dibungkus kantong kresek dan diikat dengan karet.

Tempat Permainan

Dalam permainan boy-boyan ini, biasanya dilakukan di tempat yang luas, misalnya halaman rumah, halaman sekolah atau lapangan.

Umur dan Jumlah Pemain

Permainan boy-boyan ini biasanya dimainkan oleh anak-anak yang berusia antara 8sampai 15 tahun. Tetapi tidak ada larangan bagi orang dewasa untuk memainkannya.

Aturan Permainan

Pemenang sedang melempar (https://budaya-indonesia.org)

1. Permainan dimulai dengan melakukan HomPimPa, yang kalah akan menyusun pecahan genting, gerabah, atau pecahan asbes, atau potongan kayu, atau pecahan batu bata, atau kaleng susu dan yang menang sebagai pelempar bola dengan jarak 3 meter.

Penjaga (https://www.sacikeas.com)

2. Pelempar harus melempar pecahan genting itu hingga rubuh, dan jika sudah rubuh, maka pihak penjaga (kalah) harus mengejar pihak yang pelempar (menang), kelompok pelempar harus menghindari lemparan tersebut, juga mereka (pemenang) harus menata kembali pecahan genting yang telah mereka robohkan.

3. Permainan selesai jika pelempar berhasil menyusun kembali pecahangenting, gerabah, atau pecahan asbes, atau potongan kayu, atau pacahan batu bata, atau kaleng susu tersebut utuh kembali, dan berhasil menghindari lemparan bola dari penjaga, hingga skor 1-0 untuk pelempar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar